No One Part-1

Presenting my cerpen (amateur) ~~~ enjoy. NO ONE.


Sahel memerhati dari jauh langkah kaki seorang muslimah. Ekor matanya tak lepas daripada menatap wajah indah insan istimewa itu, Saffiyah Al-Zahrah. Santun pekerti yang dimiliki bisa menawan mana-mana hati yang kosong.

Tersentap dia apabila gadis itu berpaling ke arahnya. Segera dia memalingkan mukanya sambil beristighfar. "Astagfirullahalazim... dia belum menjadi milikku...", lantas kakinya melangkah terus ke dewan kuliah. Hari-harinya dilalui dengan penuh cermat dan teliti. Ilmu yang diajar segera dipahat dalam hati. Amal soleh dikejar untuk mencari keredhaan Ilahi.

Dalam keseronokan menimba ilmu, tidak sedar yang kini dia sudah dalam tahun tiga. Hatinya terusik sekali lagi apabila perasan seorang insan yang berjalan dihadapannya adalah insan yang pernah menggugat imannya satu masa dahulu. Kini dia tekad untuk mengambil gadis itu sebagai suri hidupnya..

"Assalamualaikum.", salam diberi dari belakang.

"Waalaikumussalam, ada apa ya saudara?", lembut tutur dan senyuman yang ikhlas diberikan. Sejak kecil dia dididik oleh umminya agar sentiasa husnus zon (bersangka baik) kepada orang lain. Jiwanya telah disemai dan dibajai dengan perasaan kasih dan cinta kepada sahabat-sahabat. Hatinya terlalu lembut sehinggakan dia sanggup mengutamakan orang lain terlebih dahulu daripada dirinya sendiri. 

"Maafkan saya saudari, saya sebenarnya... " kata-kata Sahel terhenti. Dia malu dengan dirinya sendiri yang memasang angan-angan untuk membina baitul muslim dengan seorang bidadari dunia yang tidak setara dengan dirinya.

Saffiyah hanya memandangnya dengan senyuman. Dia tidak dapat membaca apa yang ingin dikatakan Sahel. Oleh itu, dia hanya menanti pemuda dihadapannya meneruskan bicara.

"Saya sebenarnya ingin bertanya adakah saudari sudah berpunya?", dengan susah payah kata-kata itu dilafaz akhirnya.

Hati Saffiyah terusik. Bukan dia tidak biasa ditanyakan hal sebegitu, namun kali ini dia agak terkejut dan tidak terlintas bahawa seorang insan soleh yang selama ini selalu juga menjadi imamnya di masjid menegurnya. Bacaan merdu Al-quran Sahel menjadikan solatnya lebih khusyuk dan bersemangat. Dia amat kagum dengan anugerah yang Allah berikan kepada pemuda dihadapannya itu.

Dengan penuh rendah diri, Saffiyah berkata, "Nurwan.".

Sahel hanya mampu bertasbih dan bertahmid memuji Allah. Terlintas di benak wajah sahabat baiknya, Nurwan Shah. Gejolak dan perasaan yang menendang-nendang pintu kekecewaan dan kemarahan dikawal kemas. Mungkin dia bukan insan yang terbaik untukku, pujuk hati Sahel. Dia bersedia untuk pergi dari situ.

"Terima kasih. Assalamualaikum", ucapnya tanpa menunggu balasan salam Saffiyah Al-Zahrah. Segera ditinggalkan hatinya dan jasadnya. Dia tidak mahu memutuskan hubungan silaturrahim hanya kerana inginkan sesuatu. Segera dia berdoa agar mereka bahagia ke akhir hayat.


--------------------------------------------------

Dalam bilik, Saffiyah berteleku di atas sajadah. Fikirannya jauh memikirkan peristiwa petang tadi. Adakah bermaksud Sahel menyimpan hati padanya atau ingin melamarnya ? Hatinya berbunga. Segera dia berdoa agar sekiranya benar Sahel itu jodohnya yang tercatat di Luh Mahfuz, satukanlah hati-hati mereka. Setiap hari tidak putus Sahel dalam doanya.


--------------------------------------------------

Tikar sejadah dilipat. Jubah putih yang baru digosok, digantung. Esok ada Kuliah Tafsir oleh Ustaz Mohd Irfan. Dia berazam untuk melupakan Saffiyah dan redha bahawa dia bukan untuknya. Doa dan bacaan Al-Mulk mengiringi tidurnya. Dia mahu hari esok lebih bahagia daripada hari ini.


--------------------------------------------------

"Sahel, mak bangga dengan kamu. Mak redha dengan kamu.", segera Sahel memeluk ibu kesayangannya, Pn Rabiah.

"Sahel sayang mak sangat. Mak adalah ibu yang terbaik dan terbest sekali.", Pelukan dibalas. Suasana riuh rendah di majlis konvokesyen itu menenggelamkan suara mereka berdua. Perbualan mereka menjadi rahsia antara mereka berdua sahaja.

Dikejauhan, ada mata yang memandang babak gembira itu. Doa segera disampaikan buat pemilik sijil itu.

--------------------------------------------------
Bersambung ~~~~ 



1 comment:

  1. Saya Achmad Halima Saya ingin menyaksikan karya baik ALLAH dalam hidup saya untuk orang-orang saya yang tinggal di sini di Indonesia, Asia dan di beberapa negara di seluruh dunia.
     Saya saat ini tinggal di sini di Indonesia. Saya seorang janda dengan empat anak dan saya terjebak dalam situasi keuangan pada Maret 2017 dan saya harus membiayai kembali dan membayar tagihan saya,
    Saya adalah korban penipuan kredit 3-kredit, saya kehilangan banyak uang karena saya mencari pinjaman dari perusahaan mereka. Saya hampir mati dalam proses karena saya ditangkap oleh orang-orang yang berutang, saya dibebaskan dari penjara dan saya bertemu dengan seorang teman, yang saya jelaskan situasi saya dan kemudian memperkenalkan saya kepada perusahaan pinjaman bahwa ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dapat diandalkan.
    Untuk orang-orang yang mencari pinjaman? Jadi Anda harus sangat berhati-hati karena banyak perusahaan pinjaman di internet penipuan di sini, tetapi mereka masih sangat nyata di perusahaan pinjaman palsu.
     Saya mendapatkan pinjaman dari ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM sebesar Rp900.000.000 dengan sangat mudah dalam waktu 24 jam yang saya lamar, jadi saya memutuskan untuk berbagi pekerjaan baik ALLAH melalui ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM dalam kehidupan keluarga saya. Saya menyarankan jika Anda membutuhkan pinjaman, silakan hubungi ALEXANDER ROBERT LOAN FIRM. hubungi mereka melalui email:. (alexanderrobertloan@gmail.com)
    Anda juga dapat menghubungi saya melalui email saya di (achmadhalima@gmail.com) jika Anda merasa kesulitan atau ingin prosedur untuk mendapatkan pinjaman.

    ReplyDelete

Terima kasih atas kritikan membina :')